Sabtu, 23 Februari 2019

Pilihan Menitipkan Anak Pada Kakek Nenek atau di Penitipan Anak (Daycare)

Tulisan di bawah ini hanyalah sebuah pemikiran dan juga hasil penelitian, dan idak bermaksud untuk mengecilkan peran siapapun. Dan juga bisa sebagai pertimbangan bagi keluarga Ayah Ibu yang bekerja dalam pola Pengasuhan anaknya. . Tulisan inidiringkas dari artikel yang terdapat dalam link tirto.id

Yuuk kita simak tulisannya :

Ulya (27) setiap hari menitipkan anak laki-lakinya yang berusia 3 tahun di rumah mertua, sementara ia dan sang suami bekerja memenuhi kebutuhan hidup. Sedari awal, Ulya memang tak menyewa pengasuh atau memasukkan anaknya ke daycare. Karena ia lebih percaya pada pola asuh yang diterapkan mertuanya.

“Enggak ada pilihan, saya kurang bisa percaya pembantu, takut [mereka] enggak fokus kerjanya,” katanya mengungkapkan alasan kepada Tirto.

Pilihan lain untuk menitipkan anak di daycare atau tempat penitipan anak (TPA) pun ditentang mertua dan suaminya. Alasannya klasik: jika masih ada keluarga sendiri, mengapa harus diurus oleh orang lain? 


Namun, setelah tiga tahun ia menitipkan anak, Ulya mulai mendapati persoalan terkait pola asuh sang mertua. “Mereka sering menuruti kemauan cucu,” ujarnya lagi.

Karena perbedaan ideal dan praktik pola asuh yang diterapkan, terkadang Ulya bersitegang dengan mertuanya. Penyebabnya beragam. Mulai dari urusan jajan sampai perkara bermain gawai. Ia tak ingin anaknya menjadi terlalu manja. Sebaliknya, sang kakek-nenek ingin cucunya “lengket” pada mereka.

Ulya adalah contoh orangtua yang memilih anak-anak diasuh oleh kakek-neneknya. Pertimbangannya, selain keamanan dan kepercayaan, tentu faktor ekonomis. Orangtua tak perlu mengeluarkan biaya untuk menggaji pengasuh.

Karenanya menitipkan anak pada kakek-neneknya menjadi pilihan yang masuk akal, banyak waktu efektif anak lebih banyak bersama kakek-neneknya dibanding dengan orangtua. Jika dalam satu hari, orangtua bekerja selama delapan jam, berarti, setidaknya dalam seminggu anak menghabiskan waktu 40 jam bersama kakek-neneknya. Belum lagi jika angka itu ditambah waktu tempuh perjalanan kantor-rumah.

Karena waktu lebih banyak dihabiskan dengan kakek-neneknya, pola asuh kakek-nenek pun berpengaruh pada anak-anak. Sayang, secara umum, tak semua pola asuh itu bagi anak. Stephanie A. Chambers, dkk dalam Jurnal PLOS One 2017 meninjau 56 penelitian dari 18 negara mengenai efek asuh kakek-nenek kepada cucunya. Mereka menemukan fakta bahwa kakek-nenek seringkali memberikan makanan atau minuman manis dan tak sehat. 

Selain itu, mereka juga kurang mendorong aktivitas fisik anak. Mereka takut cucunya hilang saat bermain di luar. Maka, mereka pun lebih sering mengurung cucu di rumah. Kebiasaan buruk lain yang juga sering dilakukan kakek adalah merokok di dekat cucu mereka.

Walaupun begitu tak bisa dipungkiri, tanpa kakek-nenek yang mau mengurus cucunya, banyak orangtua tak bisa bekerja dengan tenang. Apalagi jika Anda termasuk orangtua yang enggan menitipkan anak pada pengasuh atau lembaga penitipan.

Reporter: Aditya Widya Putri
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar